Daftar Blog Saya

Mengenai Saya

Foto saya
Assalamualaikum saudara Muslim muslimahku, semoga dalam lindungan Allah SWT, terimakasih telah berkunjung di blogger ku. Jazakumullah

Jumat, 08 Maret 2019

Makalah Pengertian Agama

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam sebagian masyarakat saat ini banyak tidak mengetahui arti agama yang sesungguhnya, mereka hanya tahu menjalakan syariat - syariat agama menurut kepercayaan masing masing. Yang mana di dalam agama tersebut mempunyai aturan aturan dalam menjalani hidup antara manusia dengan manusia, lingkungan, dan yang terakhir tuhan.
Maka dari itu, kelompok kami mengajukan pembahasaan tentang pengertian agama yang terdiri dari Pengertian Agama, Unsur – Unsur dalam Agama, dan Tujuan Agama. Ada  beberapa unsur yang membangun untuk menguatkan hasil kajian kami.
1.2 Rumusan Masalah
1.  Memaparkan penjelasan mengenai pengertian agama?
2.  Menjelaskan unsur-unsur agama.
3. Menyebutkan tujuan agama
1.3 Tujuan
Melaksankan tugas kelompok.
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian agama.
Agar memahami unsur-unsur agama.
Dapat memaparkan tujuan agama.



BAB II
 PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Agama 
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu:
menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari tuhan.
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Agama,secara arti kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah suatu sistem yang mengatur tata keimanan serta peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta aturan atau tata kaidah yang memiliki hubungan dengan pergaulan manusia dengan manusia,manusia dengan Penciptanya serta manusia dengan lingkungannya. Kata "agama" merupakan bahasa yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini ialah religi yang berasal dari bahasa Latin religio serta berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang telah mengikat dirinya kepada Tuhan.
Agama adalah suatu aturan terorganisir yang terdiri dari kepercayaan, sistem budaya, serta pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Beragam agama memiliki catatan, simbol, dan kesucian yang mana digunakan untuk menjelaskan makna dari hidup itu sendiri dan menjelaskan asal usul kehidupan, manusia dimasa yang lalu ataupun terciptanya alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, setiap orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 an agama di dunia.Tapi agama yang terkenal di Indonesia cuma ada 6 agama yaitu: Islam, Kristen Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu. 
2.1.1 Asal-usul Agama
Terbentuknya suatu Agama (Kristen, Yahudi, dan Islam) memiliki sejarah atau asal usul yang sama yaitu dari asal usul Bangsa Semit. "Bangsa Semit berasal dari Jazirah Arab". Kata Arab yang pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa Arab tidak semua terdiri oleh orang-orang Islam, tapi juga ada orang Kristen dan orang Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.
Kristen, Yahudi, dan Islam mempunyai latar belakang yang sama, dapat dibuktikan dari adanya Kitab Agama Islam, Kitab Agama Kristen (Perjanjian lama), ditulis dalam suatu rumpunan yang sama yaitu dari bahasa Semit. Salah satu isi dari perjanjian lama kata "Tuhan" yang mempunyai arti yang sama dengan kata "Allah" yang di maksud oleh kaum Muslim (kata "Allah" berarti Tuhan).
Bangsa Indo - Eropa percaya ada banyak Dewa pada masa itu. Sementara Bangsa Semit juga menjadikan ciri khas Bangsa Semit disatukan dengan kepercayaan satu Tuhan (Monoteisme). Agama Islam, Yahudi, dan Kristen mempunyai gagasan dasar yang sama yaitu percaya kepada satu Tuhan (Monoteisme). Bangsa Semit mempunyai pandangan yang Linier terhadap sejarah, seperti sebuah garis lurus dimana garis itu merupakan lambangan terciptanya Dunia adalah awal dari kehidupan dan kiamat sebagai akhir dari kehidupan.
Di Zaman sekarang kota jerusalem adalah kota yang dianggap penting bagi ketiga agama tersebut. ini juga merupakan suatu bukti bahwa ketiga agama tersebut berasal dari satu asal yang sama. Di kota jerusalem tersebut terdapat berbagai Sinagog (Yahudi), Greja ( Kristen), dan juga Mesjid (Islam) yang terkemuka atau terkenal. Oleh karena itu sungguh disayangkan bahwa kota jerusalem menjadi tempat sumber pertikaian dimana semua orang saling membunuh satu dengan yang lain serta berlomba-lomba untuk memperebutkan kota bersejarah ini. Agar lebih lengkap mari kita baca pengertian agama menurut para ahli.

2.1.2. Pengertian Agama Menurut Para Ahli
1. Prof Dr.M. Drikarya.
Agama adalah suatu kenyakinan karena adanya kekuatan supranatural yang mengatur serta menciptakan alam dan seisinya.
2. Émile Durkheim.
Agama adalah suatu sistem yang terdiri dari kepercayaan serta praktik yang memiliki keterhubungan dengan hal yang suci dan juga menyatukan semua penganutnya dalam suatu komunitas moral yang di sering disebut dengan umat.
3. H. Moenawar Chalil.
Agama adalah perlibatan tingkah laku manusia dalam melakukan hubungan dengan kekuatan supranatural sebagai konsekuensi atas pengakuannya.
4. Jappy Pellokild.
Agama adalah percaya dengan adanya tuhan yang maha esa serta mempercayai hukum-hukumnya.
5. Hendro Puspito.
Agama adalah suatu sistem nilai yang mengatur hubungan antara manusia dengan alam semesta yang memiliki keterkaitan dengan keyakinan.
6. KBBI
agama adalah suatu sistem yang mengatur semua tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan hanya kepada Tuhan yang maha kuasa beserta kaidahnya-kaidahnya yang berkaitan dengan pergaulan manusia.
7. Luckmann
Agama adalah suatu kemampuan organisme yang dimiliki oleh manusia agar mampu untuk mengangkat alam biologisnya, dapat dilakukan melalui cara pembentukan alam-alam maknawi yang objektif, dan mempunyai daya ikat moral serta melingkupi.
8. Anthony F.C . Wallace
agama adalah suatu perangkat upacara yang diberikan rasionalisasi melalui adanya mitos dan juga menggerakkan sebuah kekuatan supranatural dengan maksud agar mampu tercapai perubahan kondisi pada alam dan manusia.
9. Parsons dan Bellah
agama adalah suatu tingkatan yang paling tinggi dan paling umum dari kebudayaan manusia.

2.2 Unsur-Unsur dalam Agama 
2.2.1 Unsur- unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
· Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
· Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
· Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
· Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
· Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
 

UNSUR AGAMA
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:
1. Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib
2. Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,
3. Ritus (= upacara) sebagai sistem lambang, dan
4. Praktik ( = amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan masyarakat.
Dalam dïnul-islãm (‘agama Islam’) keempat unsur itu terungkap melalui Hadis Jibril, yang mencakup butir-butir di bawah ini.
1.  Ajaran Allah sebagai konsep hidup
Dalam dialog tentang iman, Rasulullah menegaskan tentang masalah terpenting dari dïnul-islãm, yaitu adanya interaksi antara seorang mu’min dengan ajaran Allah, yang disampaikan (diajarkan) melalui malaikat-malaikatNya, dalam bentuk kitab-kitab, yang diterima rasul-rasulNya, untuk mencapai tujuan akhir (kehidupan yang baik di dunia dan akhirat), dengan menjadikan ajaran Allah sebagai qadar (ukuran; standard; teori nilai) baik-buruk menurutNya.
Ajaran Allah yang dimaksud adalah Al-Qurãn.
Al-Qurãn sebagai qadr atau taqdïr adalah sisi gaib (abstract level) dari dïnul-islãm, yang merupakan “teori nilai” untuk menentukan baik buruknya segala sesuatu menurut pandangan Allah.
2. Îmãn sebagai interaksi
Iman pada hakikatnya adalah interaksi (aksi timbal balik) antara Allah sebagai pemberi konsep hidup dengan si mu’min yang menyambut da’wah (ajakan; tawaran) Allah melalui rasulNya. Selanjutnya, interaksi itu berlangsung intensif  melalui penghayatan si mu’min terhadap Al-Qurãn, sehingga Al-Qurãn menjadi satu-satunya konsep hidup yang tumbuh subur dalam ‘organ kesadaran’ (al-qalbu) si mu’min, yang selanjut meledak dan membanjir keluar melalui indra pengucapan (al-lisãnu), dan akhirnya menjelma menjadi berbagai bentuk tindakan dan kretifitas (al-‘amalu). Tepat seperti dinyatakan Rasulullah, misalnya dalam hadis riwayat Ibnu Majah:  الإيمان عقد بالفلب و إقرار باللسان و عمل بالأركان .
3. Ritus sebagai sistem lambang
Dalam dïnul-islãm ada sejumlah ritus yang dalam Hadis Jibril disebut dengan nama Al-Islãm pula, yaitu:
 Syahãdah sebagai sumpah setia (bay’ah). Pada masa Rasulullah jelas bahwa syahadat (syahãdah) adalah sebuah ‘upacara’ (ritus) untuk menyatakan sumpah setia seseorang terhadap dïnul-islãm, alias untuk meresmikan rekrutmen seseorang atau sejumlah orang sebagai anggota bun-yãnul-islãm (organisasi Islam).
Shalat sebaga sarana pembatinan nilai-nilai Al-Qurãn, sekaligus pembinaan jama’ah/korp Islam. Orang-orang yang menyatakan diri (bersyahadat) sebagai anggota organisasi Islam tentu harus memahami dan menghayati konsep organisasinya, yakni Al-Qurãn. Hal itu dilakukan melalui shalat, yang bacaan pokoknya adalah surat Al-Fãtihan (ummul-qurãn) ditambah dengan surat-surat lain yang terus dipelajarinya. Selain itu, melalui shalat jama’ah, mereka juga belajar untuk membangun sebuah jama’ah atau korp yang rapi dan kompak.
Zakat sebagai sistem ekonomi. Zakat, mulai dari zakat harta sampai zakat fitrah, pada hakikatnya melambangkan kesediaan setiap mu’min yang mampu untuk mendanai organisasi dan memperkuat jama’ah. Lebih lanjut, setelah organisasi menjelma menjadi sebuah sistem yang dipercaya untuk menata kehidupan umat (jama’ah mu’min plus komunitas-komunitas lain, seperti terlihat pada Piagam Madinah), maka zakat itu pun dikembangkan menjadi sistem ekonomi masyarakat secara umum.
Shaum Ramadhan sebagai pembina ketahanan mental dan fisik dalam menerapkan nilai-nilai Al-Qurãn.Seluruh anggota organisasi jelas membutuhkan pembinaan mental dan fisik, supaya menjadi anggota-anggota yang militan dan tangguh. Shaum Ramadhan adalah sarana yang tepat untuk itu.
Haji sebagai sarana pemersatu umat Islam sedunia. Ibadah haji merupakan ritus yang paling istimewa di antara kelima ritus dalam dïnul-islãm. Melalui hajilah umat Islam sedunia berkumpul, menjalin persahabatan, persaudaraan, dan persatuan berdasar kesamaan iman.
4. Praktik sebagai perwujudan konsep
Dïnul-islãm pada dasarnya adalah agama yang berorientasi pada praktik (amal). Tapi supaya praktinya tidak dilakukan sembarangan, Allah menempatkan rasulNya sebagai tokoh sentral untuk memimpin dan memberikan contoh penerapan setiap aspek ajaran Islam, mulai dari yang bersifat individu sampai pada yang bersifat kemasyarakatan. Tegasnya, pribadi Rasulullah adalah contoh sempurna dari individu mu’min, dan masyarakat yang dibangun beliau bersama jama’ahnya juga, otomatis, merupakan bentuk masyarakat yang ideal. Sebuah masyarakat yang mewakili Al-Qurãn sebagai konsepnya.
5.  Ihsãn sebagai sistem kendali
Seperti ditegaskan Rasulullah dalam Hadis riwayat Muslim, bahwa Allah menentukan al-ihsãn(u) pada setiap urusan, sampai pada urusan menyembelih hewan, maka bisa disimpulkan bahwa ihsan adalah sistem kendali (kontrol) atas setiap pelaksanaan ajaran Allah.
Dengan demikian, harfiah, ihsan bisa diterjemahkan sebagai “kecermatan, ketelitian, dan keseksamaan dalam melaksanakan ajaran Allah”.
Bagi kita sekarang, sikap ihsan harus diterapkan pertama-tama dalam konteks studi ajaran Allah itu sendiri, yang mencakup musshaf Al-Qurãn, kitab-kitab Hadits, plus buku-buku sejarah, dan lain-lain yang berkaitan. Studi ini harus mengarah pada “ditemukannya makna Al-Qurãn yang utuh dan murni”, yaitu suatu makna yang mampu merekonstruksi pribadi-pribadi (tokoh-tokoh), jama’ah, dan umat yang dulu dibangun Rasulullah bersama para sahabat beliau. Suatu makna yang, pertama-tama, mampu menegaskan bahwa persatuan para mu’min adalah mutlak wajib, dan perpecahan mereka adalah mutlak haram!
6.  Sã’ah sebagai peluang da’wah
Harfiah, sã’ah berarti waktu, tapi waktu di sini bukanlah sembarang waktu. Dalam konteks Nabi Muhammad pada masanya, sã’ah yang dimaksud adalah  waktu yang dibentangkan Allah sebagai wilayah da’wah hingga mencapai hasil. Tepatnya, waktu yang dimaksud adalah 13 tahun dalam Periode Makkah, dan 10 tahun dalam Periode Madinah. Yang pertama (Periode Makkah) merupakan masa perjuangan untuk memperkenalkan konsep Allah dan membangun jama’ah. Yang kedua (Periode Madinah) adalah masa pembangunan konsep Allah itu menjadi sebuah sistem pemerintahan.
5.  Tanda-tanda sã’ah sebagai gambaran tujuan
Melalui Hadis Jibril kita mendapat gambaran bahwa tujuan penegakan ajaran Allah pada dasarnya adalah demi mencapai target-target:
a. Lenyapnya diskriminasi kelas dan gender, yang merupakan produk feodalisme dan antek-anteknya, dan
b. Lenyapnya kemiskinan struktural, yang merupakan produk kapitalisme dan antek-anteknya.
Feodalisme dan kapitalisme adalah musuh Al-Qurãn pada masa Rasulullah, dan juga pada masa sekarang. Agama merupakan salah satu lembaga sosial yang sangat penting dalam mengatur kehidupan manusia. Agama memberikan jawaban terhadap berbagai persoalan yang membingungkan manusia, seperti mengenai siapa yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Selain itu, agama memberitahukan bahwa ada hubungan antara perbuatan manusia selama hidup di dunia dengan keadaannya di akhirat kelak.

2.3 Tujuan Agama 
2.3.1 Fungsi Manifes Lembaga Agama
Menurut Horton dan Hunt (1966:130), fungsi manifes agama adalah sebagai berikut.
a. Sebagai doktrin
b. Sebagai pengatur ritual
c. Penyedia seperangkat norma untuk menentukan peilaku yang sesuai dengan ajaran agama
2.3.2 Fungsi Laten Lembaga Agama
Menurut Emile Durkheim (1976), fungsi laten agama adalah dapat meningkatkan keeratan hubungan masyarakat, yaitu melalui fungsi agama untuk menggerakkan dan membantu menjalani hidup melalui komunikasi dengan Tuhan.
Selain itu agama juga berfungsi positif karena memenuhi kebutuhan masyarakat yang secara sukareka menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide-ide bersama, yang menjadi ciri-ciri dan inti persatuan agama tersebut.
2.3.3Tujuan Agama
Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan  baik, sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
Menyempurnakan akhlak manusia.
Tujuan pokok menganut suatu agama adalah kita memperoleh kepastian berkaitan dengan tuhan yang menjadi sumber keselamatan.
Tujuan agama lainnya agar manuasia memperoleh keselamatan dari hawa nafsunya dan menciptakan kecintaan kepada Allah S.W.T.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata “agama” ternyata sangat luas didefinisikan. Sebabnya adalah mungkin karena agama berbentuk keyakinan (Jalaluddin, 1996: 11). Namun, dengan melakukan metode etimologis dan terminologis, kita paling tidak dapat membayangkan makna dari kata “agama”. Selain itu, ternyata “agama” mempunyai hasil translate ke beberapa bahasa lain yang kesemuanya itu dapat “membongkar” makna dan pengertian dari kata “agama”.
3.2 Saran
Dari pembahasan di atas pemakalah menyarankan kita untuk tahu tentang pengertian agama. Seperti apa yang di jabarkan tentang pengertian agama secara etimologi, terminology dan fungsional, ini dapat di terapkan dalam kehidupan kita sehari hari sehingga tidak ada kesalahan pahaman tentang mengartikan kata .agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar